dilema perkuliahan

Sabtu, 13 Maret 2010

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Tinjauan pustaka

Nematoda termasuk filum hewan, didalamnya termasuk nematoda parasit tanaman dan hewan, serta spesies nematoda yang hidup bebas. Nematoda parasit tanaman merupakan parasit obligat, mengambil nutrisi hanya dari sitoplasma sel tanaman hidup. Memiliki ukuran yang sangat kecil, tetapi menyebabkan kehancuran pada tanaman pangan dan hortikultura di seluruh dunia sehingga menyebabkan kerugian milyaran dollar.
Beberapa nematoda parasit tanaman adalah ektoparasit, hidup di luar inangnya. Spesies jenis ini menyebabkan kerusakan berat pada akar dan dapat menjadi vektor virus yang penting. Spesies lain, ada yang hidup di dalam akar, bersifat endoparasit migratori dan sedentari. Parasit migratori bergerak melalui akar dan menyebabkan nekrosis, sedangkan yang endoparasit sedentari dari famili Heteroderidae menyebabkan kehancuran yang paling banyak di seluruh dunia. Heteroderidae dapat dibagi ke dalam 2 grup yaitu : nematoda siste yang terdiri dari genus Heterodera dan Globodera dan nematoda puru akar (genus Meloidogyne). Nematoda siste kedelai (H. glycines)adalah patogen kedelai yang penting secara ekonomi di Amerika. Nematoda siste kentang (G. pallida dan G. rostochiensis) menyebabkan kehancuran tanaman kentang yang tersebar di seluruh dunia. Nematoda puru akar, menginfeksi ribuan spesies tanaman dan menyebabkan kehilangan hasil yang besar pada banyak tanaman di dunia. Gejala tanaman yang terinfeksi nematoda dari grup ini adalah pertumbuhan terhambat, layu, terdapatnya puru pada akar dan rentan terhadap patogen lain.
Beberapa cara pengendalian dapat dilakukan untuk mengendalikan nematoda antara lain : penggunaan nematisida kimia, rotasi tanaman dan penggunaan tanaman yang resisten. Penggunaan nematisida kimia dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia karena toksisitasnya yang tinggi, sehingga saat ini penggunaan nematisida dibatasi. Pengendalian dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan inang atau tanaman antagonis terhadap nematoda merupakan praktek pengendalian yang tertua, tetapi untuk melakukan rotasi yang efektif bukan hal yang mudah karena dibutuhkan waktu yang lama, keterbatasan
lahan serta sulitnya mendapatkan tanaman yang bukan inang yang bernilai ekonomi tinggi karena luasnya tanaman inang nematoda khususnya nematoda puru akar.
Nematoda mempunyai siklus hidup sederhana atau tidak sempurna yaitu telur, juvenil infektif dan imago. Nematoda mempunyai stadia resiten yang disebut dengan dauer juvenil, istilah dauer pertama kali digunakan oleh Fuchs pada tahun 1915. pada stadia ini nematoda mempunyai kemampuan bertahan hidup untuk waktu yang lama, kalau faktor – faktor lingkungan memungkinkan. Dauer adalah stadia ketiga juvenil yaitu setelah nematoda melepaskan kutikula pada stadia kedua.
Nematoda pradewasa mempunyai bentuk dan sturuktur yang sama dengan imagonya. Nematoda ini bersifat amphigonus yaitu mempunyai individu jantan dan betina serta dapat kawin untuk menghasilkan generasi baru. Nematoda dapat meletakkan telur dalam lingkungn atau di dalam serangga inangnya. Juvenil infektif biasanya melakukan ganti kulit didalam telur dan yang ditetaskan dari telur adalah juvenil stadia kedua. Nematoda mengalami empat kali ganti kulit sebelum menjadi imago. Nematoda perkembangannya sangat cepat, menjadi dewasa, kawin dan menghasilkan telur. Generasi kedua atau ketiga berkembang menjadi dauer pada kadaver dan mencari inang yang baru, apabila inang tidak ditemukan maka dauer dapat hidup untuk waktu yang cukup lama kalau kondisi lingkungan memungkinkan.


1.2. Tujuan

Kegiatan ini betujuan untuk mengamati koloni nematoda pada sampel tanah tanaman pisang yang berasal dari Siantan.

BAB II. METODELOGI

2.1. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan terdiri dari :
a) Sampel tanah tanaman pisang dari Siantan
b) Air bersih
c) Ember
d) Cawan petridis
e) Mikroskop hama
f) Pipet ukur
g) Gelas plastik
h) Saringan ( 60 mesh, 120 mesh, 180 mesh dan 250 mesh )
i) Wadah penampung ( baskom )


2.2. Prosedur kerja

a) Disiapkan sampel tanah.
b) Diletakkan sampel tanah diatas saringan bertingkat ( paling atas 60 mesh, 120 mesh, 180 mesh dan paling bawah 250 mesh ).
c) Disiram dengan air bersih ( penyaringan dapat dilakukan 2 kali )
d) Diambil tanah yang masuk kedalam wadah penampung yang telah bercampur air dan dimasukkan kedalam gelas plastik.
e) Diambil sebagian tanah yang bercampur air dari dalam gelas plastik.
f) Dimasukkan kedalam cawan petridis.
g) Diamati dibawah mikroskop hama.

BAB III. PEMBAHASAN

Nematoda termasuk filum hewan, didalamnya termasuk nematoda parasit tanaman dan hewan, serta spesies nematoda yang hidup bebas. Nematoda parasit tanaman merupakan parasit obligat, mengambil nutrisi hanya dari sitoplasma sel tanaman hidup. Memiliki ukuran yang sangat kecil, tetapi menyebabkan kehancuran pada tanaman pangan dan hortikultura di seluruh dunia sehingga menyebabkan kerugian milyaran dollar. Beberapa nematoda parasit tanaman adalah ektoparasit, hidup di luar inangnya. Spesies jenis ini menyebabkan kerusakan berat pada akar dan dapat menjadi vektor virus yang penting. Spesies lain, ada yang hidup di dalam akar, bersifat endoparasit migratori dan sedentari. Parasit migratori bergerak melalui akar dan menyebabkan nekrosis, sedangkan yang endoparasit sedentari dari famili Heteroderidae menyebabkan kehancuran yang paling banyak di seluruh dunia.
Pada praktikum ini yaitu mengamati koloni nematoda hal pertama yang dilakukan adalah menyaring sampel tanah yang berasal dari tanah tanaman pisang di Siantan menggunakan saringan dengan ukuran yang khusus untuk mendapatkan nematoda yaitu dengan saringan bertingkat yang ukurannya mulai dari yang paling besar 60 mesh, 120 mesh, 180 mesh dan yang paling kecil ( halus ) 250 mesh. Penyaringan dimulai dengan meletakkan sampel tanah diatas saringan yang paling atas dengan ukuran 60 mesh dan disiram dengan air bersih, di bawah saringan di letakkan wadah penampung butiran tanah yang paling halus yang bercampur air dan yang mungkin terdapat nematoda. Penyaringan dapat dilakukan 1 sampai 2 kali, apabila lebih memungkinkan seresah-serasah pada tanah yang halus juga mungkin akan ikut tersaring dan masuk kedalam wadah penampungan, hal ini memungkinkan akan menyulitkan dalam pengamatan. Tanah yang sudah tersaring tersebut yang bercampur air dimasukkan ke dalam gelas plastik, untuk memudahkan pengamatan diambil sedikit dan dimasukkan kedalam cawan petridis dan di amati keberadaan nematoda dibawah mikroskop hama, pada pengamatan dengan pengambilan tanah pertama ditemukan 2 nematoda, namun tidak dapat dipindahkan karena dengan ukuran yang sangat kecil semakin menyulitkan dalam pengambilannya. Pada pengambilan tanah yang kedua juga ditemukan nematoda nemun lebih banyak dari yang pertama, nematoda yang terlihat mungkin hanya berukuran beberapa milimikron, dengan bentuk melengkung seperti bulan sabit dengan kedua ujung meruncing, dan berwarna putih bening ( transparan ).
Nematoda merupakan binatang yang panjang seperti tabung, bergerak seperti ular dan mikroskopis ( 200µm – 1 cm ). Morfologi nematoda berbentuk seperti benang, badan silindris meruncing pada kedua ujungnya bilateral simetris, tidak beruas-ruas ( beberapa jenis memiliki garis melintang / seperti bercincin-cincin, badan nematoda terdiri dari dua tabung, bagian luar : ( kutikula, hipodermis, dan sel-sel neuromuskuler ) , dan bagian dalam ( cairan alat pencernaan dan organ reproduksi / gonad ). Kutikula tidak berwarna, dihasilkan oleh hipodermis, mengandung senyawa matrisin dan serat kalogen. Pergantian kulit terjadi sebelum nematoda dewasa ( pada saat larva / yuvenil ), pada umumnya sebanyak 4 kali. Mulut dikelilingi dengan 6 labium ( bibir ), sekeliling mulut terdapat papila ( tonjolan , didalam mulut terdapat stilet ( alat pencucuk ).
Penyebaran adalah merupakan suatu mekanisme perilaku nematode patogen serangga yang digunakan pada suatu habitat untuk hidup dan melakukan infeksi penyebaran nematoda dapat bersifat aktif dan pasif. Nematoda menjadi sangat agresif untuk menyebar setelah nematoda tersebut melihat inangnya dan sebagian lagi tidak agresif serta menunggu inang untuk mendekatinya dan apabila inang semakin mendekatinya maka nematoda semakin agresif. Nematoda dapat menyebar secara passif melalui perpindahan angina, air, dan aktifitas manusia. Inang foretik mempunyai peranan yang sangat penting untuk penyebaran nematoda di dalam tanah. Namatoda patogen serangga sangat potensial untuk digunakan dalam ekosistem pertanian, tetapi keberhasilan nematoda untuk mengendalikan serangga inangnya sangat ditentukan oleh komponen – komponen lingkungan tersebut seperti kelembaban, temperatur, sinar matahari. Nematoda tidak tahan terhadap kelembaban yang rendah. Pada kondisi lingkungan yang kelembabannya 85 % sampai 98 % junevil infektif akan mati dalam waktu 10 jam pada temperatur 30 0C dan 36 jam pada temperatur 5 0C, sedangkan kelembaban 20 % sampai sekitar 98 % junevil infektif akan mati dalam waktu 2.5 jam pada temperatur 30 0C. Temperatur ekstrim merupakan faktor pembatas untuk kelangsungan hidup dan kemampuan mematikan inang dari nematoda patagen serangga. Pada temperatur 30 0C, jika nematoda menginfeksi inangnya maka kematian inang akan terjadi dalam waktu 16 jam. Nematoda potongen serangga menjadi tidak aktif bahkan kematian dapat terjadi dalam waktu kurung satu jam apabila terkena sinar matahari secara langsung.
BAB IV. KESIMPULAN

Nematoda termasuk filum hewan, didalamnya termasuk nematoda parasit tanaman dan hewan, serta spesies nematoda yang hidup bebas. Nematoda parasit tanaman merupakan parasit obligat, mengambil nutrisi hanya dari sitoplasma sel tanaman hidup. Memiliki ukuran yang sangat kecil, tetapi menyebabkan kehancuran pada tanaman pangan dan hortikultura. Nematoda merupakan binatang yang panjang seperti tabung, bergerak seperti ular dan mikroskopis ( 200µm – 1 cm ). Morfologi nematoda berbentuk seperti benang, badan silindris meruncing pada kedua ujungnya bilateral simetris, tidak beruas-ruas ( beberapa jenis memiliki garis melintang / seperti bercincin-cincin, badan nematoda terdiri dari dua tabung, bagian luar : ( kutikula, hipodermis, dan sel-sel neuromuskuler ) , dan bagian dalam ( cairan alat pencernaan dan organ reproduksi / gonad ). Kutikula tidak berwarna, dihasilkan oleh hipodermis, mengandung senyawa matrisin dan serat kalogen. Pergantian kulit terjadi sebelum nematoda dewasa ( pada saat larva / yuvenil ), pada umumnya sebanyak 4 kali. Mulut dikelilingi dengan 6 labium ( bibir ), sekeliling mulut terdapat papila ( tonjolan , didalam mulut terdapat stilet ( alat pencucuk ).
Nematoda yang terlihat dalam pengamatan mungkin hanya berukuran beberapa milimikron, dengan bentuk melengkung seperti bulan sabit dengan kedua ujung meruncing, dan berwarna putih bening ( transparan ).

DAFTAR PUSTAKA

Sastrahidayat, I. R. 1986. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional Surabaya. Indonesia.
Semangun H. 1991. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Williamson. V.M & Richard. S.H. 1996. Nematoda Patogen dan resistensi Tanaman. Sel Tanaman. 8 : 1735-1745.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar